Senin, 30 Januari 2012

Air Liur ku Saat Ku Tidur

Wahai Air liur ku, kapan aku mati?
Konon rezeki, ajal, dan jodoh adalah tiga hal yang tersimpan rapat dalam kitab rahasia Ilahi. Tidak ada satupun orang yang tahu kapan dia mati, siapa bakal jodohnya, dan berapa banyak rezekinya. Tetapi kemajuan ilmu pengetahuan modern membawa harapan untuk menyingkap rahasia kematian: melalui air liur Anda!
Kematian, walaupun dianggap hal yang menakutkan, seringkali membuat penasaran. Bukan karena ingin cepat mati, tetapi dengan mengetahui waktu kematian maka seseorang bisa mempersiapkan segala hal dengan baik. Misalnya seorang pengidap kanker stadium akhir yang divonis akan mati 3 bulan lagi, maka dia akan memanfaatkan sisa hidupnya untuk menambah amalan rohani. Atau seorang narapidana yang akan ditembak mati esok pagi tentu akan menghabiskan waktunya merapal doa di bilik penjara ketimbang berdisko di kelab malam.
Sebaliknya, jika saja Anda tahu akan hidup 80 tahun lagi, tentu Anda punya rencana lain, misalnya investasi jangka panjang, menambah jumlah anak, atau mungkin berencana menambah jumlah istri.
Secara tradisional waktu kematian biasanya ditanyakan kepada dukun atau “orang pintar”. Jawabannya bisa saja ngawur karena tidak ada dasar ilmiahnya. Semuanya hanya berdasarkan “penerawangan” yang tidak bisa dibakukan. Hanya keimanan dan kepasrahan dari si pesakit yang membuatnya percaya bulat-bulat dengan perkataan mbah dukun.
Bukan hanya mbah dukun, bahkan seekor kucing juga dipercaya bisa meramal waktu kematian seseorang. Oscar, seekor kucing yang biasa berkeliaran di sebuah rumah jompo di Rhode Island (AS) akan mengunjungi setiap kamar. Jika si orang tua sudah sampai waktunya mati, Oscar akan duduk lebih lama, seolah-olah berdialog dengan malaikat kematian yang datang berkunjung.
Oscar the Cat, sang peramal kematian
Tetapi ilmu pengetahuan modern saat ini sepertinya sedang bersiap-siap menggusur peran mbah dukun dalam urusan ramal-meramal. Secara ilmiah, tubuh manusia tidak bisa bertahan selamanya. Jantung pasti akan berhenti berdetak. Otak pasti akan berhenti bekerja. Kaki pasti akan berhenti melangkah. Dan mata pasti akan berhenti membuka jendela kehidupan. Jika digabungkan semuanya, itulah kematian.
Pertanyaannya: kapan tubuh kita akan berhenti?
Ilmuwan sejak lama tertarik dengan satu benda aneh yang ada di dalam tubuh kita. Namanya telomere. Telomere ini ibarat malaikat pelindung kita yang tak punya sayap dan tidak ada lingkaran cahaya di kepalanya. Dia bekerja melindungi kita dengan mencegah sel-sel tubuh kita dari kehancuran. Dia ibarat pagar yang melindungi si empunya rumah dari panas, dingin, badai, dan banjir.
Telomere (bintik-bintik putih di ujung silinder kelabu) melindungi kromosom kita (silinder kelabu) dari kerusakan (sumber: Wikipedia)
Sel-sel tubuh kita akan hancur seiring perjalanan waktu. Tanda-tandanya mudah dilihat: kulit menjadi keriput, tulang menjadi keropos, rambut menjadi gugur, mata menjadi kabur, jantung menjadi lemah, otak menjadi pelupa, dan banyak lagi. Dalam bahasa sederhana disebut sebagai penuaan (aging).
Pada sebagian orang, penuaan berjalan cepat. Umur 30 tahun sudah sakit jantung, rambut memutih, tulang keropos, kulit mulai kisut. Tapi untuk sebagian orang lain di umur yang sama justru jantungnya masih kuat, rambutnya masih hitam legam, tulangnya kukuh, dan kulitnya masih kencang. Kenapa ada orang yang cepat menua dan ada yang awet muda?
Karena telomere mereka berbeda!
Orang yang cepat menua kebanyakan memiliki telomere yang pendek. Sebaliknya, orang yang awet muda kebanyakan memiliki telomere yang panjang.
Nah, panjang-pendeknya telomere inilah yang secara ilmiah (walaupun masih menjadi debat hangat) dianggap sebagai indikasi untuk mengukur panjang-pendeknya umur seseorang. Telomere yang pendek berarti umurnya pendek, telomere yang panjang berarti umurnya panjang.

Telomere melindungi DNA kita dari kerusakan
 
 Dr. Maria Blasco dari Pusat Penelitian Kanker Nasional Spanyol adalah penemu alat uji panjang-pendeknya telomere yang akan dijual secara bebas di apotik di penjuru Eropa akhir tahun ini. Dr. Blasco mendirikan perusahaan Life Length (secara harfiah berarti “panjangnya umur”) sedang menjalin kerjasama intensif dengan perusahaan farmasi se-Eropa untuk memasarkan alat uji tersebut. Harganya cukup murah, sekitar 400 poundsterling (Rp 6 juta) saja.
Cukup meneteskan darah Anda dan sim salabim! Kalau telomere Anda pendek, mungkin sudah waktunya untuk mengurangi aktivitas kantor dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk keluarga dan Tuhan.
Jika ingin praktis, telomere tidak cuma ada di dalam darah. Air liur Anda pun mengandung telomere. Cukup meludah ke alat uji dan tunggu hasilnya.
Apa implikasi kehadiran alat uji ini? Cukup revolusioner! Pertama, yang pasti mbah dukun terpaksa gulung tikar. Kedua, orang akan membuat rencana hidup berdasarkan hasil uji alat tersebut. Ketiga, perusahaan asuransi akan menjadikan uji telomere sebagai kewajiban selain uji kesehatan untuk menentukan besarnya premi.
Dan keempat, mungkin eksistensi Tuhan akhinya akan dipertanyakan…

(sumber: http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2011/06/02/kapan-anda-mati-tanya-air-liur-anda/)

1 komentar:

Koreanstu mengatakan...

wah, air liur ternyta ada hubungannya sama hidup kita.....hmm....thx 4 share ;D